Jika
melihat hubungan antara kehidupan sosial sebagian besar manusia dan teknologi pada
masa sekarang ini, dapat dikatakan, bahwa kedua aspek tersebut tidak dapat
dipisahkan. Seperti apa yang disampaikan oleh pandangan technological determinism, bahwa teknologi dianggap sebagai faktor utama
berubahnya pola berpikir dan kehidupan manusia modern, dan segala aspek
kehidupannya tidak dapat dipisahkan oleh peran dari teknologi. Namun, pandangan
tersebut banyak menuai kritik dan salah satunya adalah padangan SCOT (Social Construction of Technology) yang
berpendapat bahwa justru teknologi itu sendiri diciptakan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhannya, dan bukan sebaliknya.
Menurut
saya, manusia dan teknologi saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam
argumennya, Raymond Williams memandang bahwa teknologi merupakan proses yang sengaja
dikembangkan karena adanya "kebutuhan sosial, tujuan dan praktek,"
dan oleh karena itu, teknologi itu sendiri adalah bagian dari proses memenuhi
kebutuhan tersebut[1]. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi dalam
perkembangannya juga sangat mempengaruhi perubahan sosial yang terjadi pada
kehidupan manusia. Sehingga, dapat dikatakan bahwa seiringan dengan
berkembangnya teknologi yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya, disitu pula terbentuklah pola berpikir baru yang sekaligus
merubah kehidupan sosial manusia. Pola berpikir manusia yang semakin kompleks,
akan menciptakan kebutuhan baru yang mendorong terciptanya teknologi baru untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dan begitulah seterusnya.
Salah
satu contoh yang dapat diambil dari contoh diatas terciptanya tablet keluaran Apple yaitu iPad. Produk tablet ini mulai dijual kepasaran sejak tahun 2010,
dan ternyata jauh sebelum diciptakannya teknologi tablet tersebut, kebudayaan manusia
sebenarnya telah lama disuguhkan dengan bayangan bagaimana alat komunikasi masa
depan yang akan dengan mudah menyediakan aplikasi tatap muka secara langsung.
Hal ini dapat dilihat pada film ber-genre
Sci-Fi yang disutradai oleh Stanley
Kubrick yaitu “2001: A Space Odyssey” yang dirilis pada tahun 1968.
Terlepas dari bagaimana hal ini merupakan suatu
ketidak-sengajaan atau tidak, namun dapat kita lihat bahwa pola pikir manusia
telah jauh mendahului dari terciptanya teknologi itu sendiri.
Meskipun demikian, pengaplikasian teknologi ini
dalam kehidupan manusia sehari-hari juga ternyata merubah kehidupan sosial
manusia seperti bergesernya budaya kekeluaragaan dan semakin tingginya sifat individualistis
bahkan saat masa anak-anak seperti yang telah dibuktikan dalam Social Experiment ini:
Setelah
melihat bagaimana teknologi dan kemampuan manusia yang semakin berkembang dengan
pesat seiring berjalannya waktu, maka inovasi dan pemanfaatan teknologi dari
dunia periklanan juga sudah semakin maju. Salah satu contoh Advertising Campaign yang menurut saya memanfaatkan
teknologi komunikasi massa dengan sangat baik, dan berhasil menghubungkan
puluhan ribu orang untuk bergabung adalah Canon
“Photochain” Campaign
Dalam campaign ini digambarkan bahwa untuk dapat
mencapai tujuannya, yakni tidak sekedar mempromosikan produknya namun juga
menarik masyarakat untuk ikut dan bergabung dalam sebuah komunitas, Canon menciptakan sebuah teknologi media
sosial “Photochain”. Dan dalam campaign ini juga tergambar bahwa mayoritas
masyarakat telah terpapar dan mengerti tujuan dari media sosial ini, sehingga
mereka memutuskan untuk ikut dan berpartisipasi dalam Campaign ini.
Pada
dasarnya, teknologi merupakan produk ciptaan manusia dengan tujuan positif
yakni sebagai alat pemenuh kebutuhan. Namun, dalam penggunaanya, tidak sedikit
orang yang justru mengalami ketergantungan akan teknologi dan akhirnya terjadi
determinasi teknologi yang bisa berdampak negatif bagi kehidupan manusia itu
sendiri.
Referensi:
[1] Raymond Williams "The Technology and the Society". Retrieved from http://www.asu.edu/courses/fms351vm/total-readings/fms351-L03-reading01.pdf